Terminal Tujuan

Temukan terminal terdekat untuk perjalanan Anda

Terminal Malalayang

Terminal Malalayang

Manado, Sulawesi Utara

Jl. Maruasey, Malalayang Satu Barat, Malalayang, Manado, Sulawesi Utara
Beroperasi 24 Jam
Rute Tersedia
Terminal Tangkoko

Terminal Tangkoko

Bitung, Sulawesi Utara

Jl. Terminal Tangkoko, Manembo - nembo atas, Kec. Matuari, Kota Bitung
Beroperasi 24 Jam
Rute Tersedia
Terminal Isimu

Terminal Isimu

Isimu, Gorontalo

Jalan Trans Sulawesi, Desa Isimu, Kec. Isimu, Kab. Gorontalo
Beroperasi 24 Jam
Rute Tersedia
Terminal Boroko

Terminal Boroko

Bolang Mongodow Utara, Sulawesi Utara

Jl. Datoebinangkal, Desa Kuala, Kec. Kaidipang, Kab. Bolaang Mongondow Utara
Beroperasi 24 Jam
Rute Tersedia
Terminal Kasintuwu

Terminal Kasintuwu

Poso, Sulawesi Tengah

Jl. P. Diponegoro, Kawua, Kec. Poso Kota Sel., Kabupaten Poso,
Beroperasi 24 Jam
Rute Tersedia
Terminal Simbuang

Terminal Simbuang

Mamuju, Sulawesi Barat

Jl RE Martadinata, Kelurahan Simboro,Kec. Simboro Dan Kepulauan, Kab. Mamuju
Beroperasi 24 Jam
Rute Tersedia
Terminal Tipalayo

Terminal Tipalayo

Polewali Mandar, Sulawesi Barat

Jl. Trans Sulawesi, Rea, kec. Binuang, Kab. Poliwalimandar
Beroperasi 24 Jam
Rute Tersedia
Terminal Induk Lumpue

Terminal Induk Lumpue

Pare-Pare, Sulawesi Selatan

Jl. H. Mirdin Kasim Kelurahan Lumpue Kec. Bacukiki Barat Kota Pare-Pare
Beroperasi 24 Jam
Rute Tersedia
Terminal Daya

Terminal Daya

Makasar, Sulawesi Selatan

Jl. Kapasa Raya, Kelurahan Daya,Kec. Biring Kanaya, Kota Makassar
Beroperasi 24 Jam
Rute Tersedia
Terminal Makale

Terminal Makale

Tana Toraja, Sulawesi Selatan

Jl. Starda No.108, Desa Kamali Pentalluan, Kec. Makale, Kab. Tana Toraja,
Beroperasi 24 Jam
Rute Tersedia

Destinasi Populer

bukitparalayang.jpg
Pulau Sombori

Pulau Sombori merupakan salah satu destinasi wisata bahari yang terletak di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Ibu kota kabupaten ini berada di Kota Bungku. Untuk mencapai Pulau Sombori dari ibu kota provinsi, yakni Kota Palu, dibutuhkan waktu perjalanan darat sekitar 11 jam menggunakan kendaraan roda dua atau empat. Alternatif yang lebih cepat adalah melalui jalur udara—dengan penerbangan dari Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie Palu menuju Bandara Maleo di Morowali yang memakan waktu sekitar 1 jam. Setibanya di Bandara Maleo, perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan darat selama kurang lebih 1,5 jam menuju wilayah Morowali Tengah, tepatnya di daerah Bungku. Dari sana, pengunjung harus melanjutkan perjalanan laut menggunakan speedboat selama sekitar 2 jam untuk sampai di Pulau Sombori. Pulau ini dikenal memiliki panorama alam yang memesona dan perairan jernih yang menakjubkan, hingga mendapat julukan “Raja Ampat-nya Sulawesi Tengah.” Keindahan gugusan pulau karst, air laut yang tenang, serta kekayaan bawah laut menjadikan Pulau Sombori sebagai salah satu destinasi unggulan yang sayang untuk dilewatkan bagi pecinta wisata alam dan bahari. (Sumber: https://pariwisata.sultengprov.go.id/)


pusatlaut.jpg
Danau Poso

Terbentuk akibat aktivitas tektonik sekitar tiga juta tahun silam, Danau Poso merupakan salah satu danau purba yang memiliki nilai geologis tinggi. Jejak proses pengangkatan daratan bisa dilihat dari berbagai bukti di lapangan, seperti ditemukannya fosil kerang di Bukit Lebanu, Desa Watuawu, Kecamatan Lage. Dalam Ekspedisi Poso tahun 2019, tim geologi juga mengidentifikasi adanya singkapan batuan di tebing sekitar Jembatan Petirodongi yang menjadi bukti aktivitas tektonik di kawasan ini. Batuan tersebut berasal dari pengangkatan Pegunungan Pompangeo dan tampak jelas terpotong oleh jalur sesar, yang menegaskan peran besar pergeseran lempeng dalam pembentukan Pulau Sulawesi sejak masa lampau. Tak hanya menarik secara geologis, Danau Poso juga menjadi rumah bagi berbagai spesies endemik, menjadikannya sebagai kawasan yang dijuluki "laboratorium alam." Hingga kini, tercatat ada 50 spesies yang hanya ditemukan di danau ini, terdiri atas 11 jenis ikan, 11 jenis crustacea seperti udang, 2 jenis kepiting, 25 jenis siput (gastropoda), dan 1 spesies kerang (bivalvia). Danau ini juga menyimpan sejarah panjang masyarakat Poso, terutama leluhur dari Suku Pamona yang pertama kali menetap di tepi danau. Terkait asal-usul nama “Poso,” masyarakat setempat menyebutkan bahwa kata ini berasal dari dua istilah dalam bahasa Pamona, yaitu poso'o yang berarti kuat atau tangguh, dan maposo yang berarti pecah. Nama tersebut diyakini berkaitan erat dengan karakter bebatuan di sekitar danau, sekaligus menjadi bagian dari legenda dan identitas budaya lokal. (Sumber: https://fdp.posokab.go.id/ )


paisupok
Danau Paisu Pok

Danau Paisu Pok terletak di Desa Luk Panenteng, Kecamatan Bulagi Utara, Kabupaten Banggai Kepulauan. Danau ini terkenal dengan kejernihan airnya, yang memungkinkan pengunjung melihat dengan jelas hingga ke dasar danau. Nama “Paisu Pok” berasal dari bahasa lokal, di mana “Paisu” berarti air dan “Pok” berarti hitam, sehingga dapat diartikan sebagai “Danau Air Hitam.” Warna gelap yang tampak dari permukaan danau disebabkan oleh keberadaan lamun serta sisa batang pohon yang telah berusia ratusan tahun di dalamnya. Unsur-unsur alami tersebut memantulkan warna hitam dari dasar danau, menciptakan efek visual yang unik. Tak hanya mempesona dari segi keindahan alam, kawasan di sekitar Danau Paisu Pok juga menjadi habitat bagi sejumlah satwa endemik yang hanya ditemukan di Pulau Peleng, salah satunya adalah burung Gagak Banggai dan primata langka Tarsius. Hal ini menjadikan Danau Paisu Pok tidak hanya menarik sebagai destinasi wisata, tetapi juga penting dari sisi konservasi keanekaragaman hayati. (Sumber:https://pariwisata.banggaikep.go.id/)


blog1
Bukit Matantimali

Jika Anda sedang berwisata ke Kota Palu, sempatkanlah untuk mengunjungi Bukit Matantimali yang terletak di Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat kota, bukit ini menyuguhkan panorama alam yang memukau dan layak dijadikan destinasi wisata. Terletak di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, Bukit Matantimali dikenal sebagai salah satu lokasi terbaik untuk olahraga paralayang. Dari sini, Anda dapat menyaksikan keindahan “Panorama Lima Dimensi”—gunung, sungai, teluk, lembah, dan lanskap Kota Palu secara menyeluruh. Popularitasnya membuat tempat ini kerap menjadi tuan rumah berbagai kejuaraan paralayang tingkat nasional hingga internasional, bahkan disebut-sebut sebagai salah satu spot paralayang terbaik di Asia, bahkan dunia. Perjalanan menuju lokasi akan membawa Anda melewati hamparan sawah, aliran sungai, hutan pegunungan yang hijau, serta kebun cokelat dan kelor yang dikelola masyarakat setempat. Perjalanan ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit hingga 1 jam dengan kendaraan roda dua atau empat.